Senin, 14 April 2014

Prinsip-prinsip Kalimat efektif

Bagi seorang penutur atau pembicara, ada sejumlah prinsip yang harus mereka kuasai ketika harus mengonstruksi tuturan efektif. Pada bagian berikut akan diuraikan prinisp-prinisp efektivitas kalimat itu akan disampaikan satu demi satu disertai contoh. Prinsip pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar dapat mengosntruksi kalimat yang efektif adalah bahwa kalimat itu harus disusun dengan mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan struktur (Rahardi, 2010:93).

Akhadiah (1999: 116—117) mengemukakan bahwa untuk membuat kalimat efektif, seorang penulis harus memerhatikan ciri-ciri kalimat efektif, antara lain kesepadanan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan kevariasian dalam struktur kalimat.
Menurut arifin (2008:97) sebuah kalimat tergolong efektif  jika sedikitnya memenuhi tujuh syarat kalimat efektif, 1) kesepadanan struktur, 2) kesejajaran atau keparalelan, 3) ketegasan, 4) kehematan, 5)  kecermatan, 6) kepaduan, dan 7) kelogisan.  Syarat-syarat  tersebut diuraikan sebagai berikut .
1.    Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu
a.    Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan subjek dan predikat dalam kalimat dapat menjadikan kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan jalan menghindari pemakaian preposisi (kata depan) seperti di, dalam, bagi, untuk, dan pada di depan subjek.
•    Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua biaya perkuliahan.
•    Untuk semua pengendara kendaraan  bermotor wajib  mengenakan helm.
            Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ketidak jelasan unsur subjek yang didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat tersebut efektif unsur preposisi di depan subjek dihilangkan.
•    Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi semua biaya perkuliahan.
•    Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
b.    Kalimat tidak memiliki subjek yang ganda. Kalimat tunggal memiliki lebih dari satu subjek, menjadikan kalimat itu tidak efektif.
•    Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.
          Kalimat di atas tidak efektif  karena terdapat lebih dari satu subjek. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan mengubah nomina pembangunan yang kedudukannya sebagai subjek menjadi verba dan didahului kata dalam sehingga berubah menjadi predikat dalam kalimat majemuk. Kalimat tersebut menjadi efektif sebagai berikut
•    Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk setempat.
•    Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun jembatan itu.
c.    Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata yang. Kata yang biasanya dipakai sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk bertingkat.
•    Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya Selatan, Jakarta Barat.
•    Harga BBM  yang sudah dinaikan.
                   Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata yang
•    Universitas Mercu Buana beralamatkan Jalan Meruya Selatan, Jakarta Barat.
•    Harga BBM sudah dinaikkan

2.  Keparalelan atau Kesejajaran
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam sebuah kalimat. Jika bentuk pertama menggunakan nomina bentuk selanjutnya menggunakan nomina. Jika bentuk pertama menggunakan verba maka bentuk selanjutnya juga menggunakan verba. Perhatikan conto-contoh di bawah ini
•    Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan pengamalan Pancasila.
•    Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.
•    Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah, memperluas lapangan kerja, dan perbaikan tarf hidup rakyat.
     Ketiga kalimat tersebut di atas menggunakan bentuk kata yang tidak sejajar. Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.
•    Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila.
•    Sesudah dipahami dan  dihayati, Pancasila harus diamalkan.
•    Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan daerah, memperluas lapangan kerja, dan memperbaiki taraf hidup rakyat.
3.    Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberi penekanan pada ide pokok kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol. Untuk memberi ketegasan dalam kalimat dapat dilakukan denagn cara-cara berikut ini.
a.    Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
•    Buku itu sudah saya baca.
•    Saya sudah membaca buku itu.
•    Sudah saya baca buku itu.
b.    Membuat urutan kata secara bertahap
•    Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati.
•    Keluarga itu terdiri dari ibu, dua anak, dan ayah.
Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut
•    Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah.
•    Keluarga itu terdisri dari ayah, ibu, dan dua anak.
c.    Menggunakan partikel –lah untuk memberi penekanan pada ide pokok.
•    Tolong keluarlah
•    Tolonglah keluar
•    Tolong bawalah
4.  Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, ungkapan, atau frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus menghilangkan kata-kata, ungkapan, atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. Ada bebrapa cara yang dapt dilakukan  untuk memenuhi kehematan kalimat, yaitu sebagai berikut.
a.    Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
•    Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi.
•    Karena dia tidak diundangan, dia tidak datang.
      Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur kata yang sama.
•    Saya tidak suka makan roti dan ubi.
•    Karena tidak diundang, dia tidak datang.
b.    Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
•    Dia hanya memiliki satu mobil saja.
•    Ayah berolah raga agar supaya sehat.
•    Adik sejak dari kemarin belum pulang.
Ketiga kalimat di atas tidak efektif  karena ada dua kata yang bersinonim. Perbaikannya sebagai berikut.
•    Dia hanya memiliki satu mobil.
•    Dia memiliki satu mobil saja.
•    Ayah berolah raga agar sehat
•    Ayah berolah raga supaya sehat
•    Adik sejak kemarin belum pulang.
•    Adik dari kemarin belum pulang.
c.    Menghindari penjamaan kata-kata yang bermakna jamak.
•    Beberapa pedagang-pedangang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
•    Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
•    Para hadirin sekalian dimohon berdiri.
•    Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif  karena tiap-tiap kalimat ada bentuk pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar, para, sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas sebagai berikut.
•    Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
•    Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
•    Daftar nama pesrta pelatihan segera dikumpulkan.
•    Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
•    Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi.
•    Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.

5.    Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu). Lihat contoh-contoh berikut ini.
•    Direktur baru pergi ke Bali.
•    Barang-barang lama disimpan di gudang itu.
•    Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
•    Saya melihat anak itu bingung.
          Keempat  contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda.
•    Direktur yang baru pergi ke Bali.
•    Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.
•    Tiga dosen dari PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
•    Tiga dosen yang terkenal dari PTS itu menerima penghargaan.
•    Saya melihat anak itu sedang bingung.
•    Saya bingung melihat anak itu.

6.    Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
•    Masalah itu saya sudah selesaikan.
•    Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.
•    Dia melanggar daripada tata tertib itu.
          Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagi berikut.
•    Masalah itu sudah saya selesaikan.
•    Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.
•    Dia melanggar tata tertib itu.

7.    Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
•    Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal penelitian ini tepat pada waktunya.
•    Acara  berikutnya adalah sambutan Rektor UMB. Waktu dan tempat saya persilahkan.
•    Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
•    Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa, kecuali Bejo, Tarjo, dan Marno.
          Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
•    Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai tepat pada waktunya.
•    Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor, kami persilahkan.
•    Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.
•    Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.

Artikel terkait;
ciri-ciri-kalimat-efektif.
pengertian-kalimat-efektif.


1 komentar: