Selasa, 15 April 2014

Cara letak Kalimat Utama pada paragraf

Untuk memenuhi syarat kesatuan, sebuah paragraf hanya memiliki satu ide pokok. Ide pokok tersebut diwujudkan dalam bentuk kalimat utama. Sebuah paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya digolongkan menjadi (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf campuran, dan (4) paragraf deskriptif/naratif.   Agar lebih jelas, perhatikan uraian berikut;

Paragraf deduksi dimulai dengan pernyataan tentang kalimat pokok berupa kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut,  atau dengan kata lain dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus, contoh;

Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang-mengarang. Jumlah kosakata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu, jumlah kosakata yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak data yang dikuasai, semakin banyak pula pengetahuannya. Dengan demikian seorang penulis akan mudah memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikirannya.

Paragraf induktif merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari hal-hal yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum,  contoh;

Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam. Baik waktu istirahat atau pun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya melaju terus dengan cepat.   

Paragraf campuran merupakan paragraf yang letak kalimat utamanya berkombinasi dengan bagian awal paragraf (deduksi) dengan bagian akhir paragraf (induksi). Ide pokok mula-mula dituangkan pada awal paragraf kemudian ditegaskan kembali pada akhir paragraf. Kalimat utama paragraf campuran berarti ada dua kalimat. Kalimat-kalimat penjelas terletak pada kalimat kedua hingga menjelang dituangkannya kalimat utama yang berada pada akhir paragraf,  contoh;

Dunia manusia dihadapkan pada serentetan isi yang amat pelik. Rentetan isu tersebut yakni pengadaan pangan bagi penduduk dunia yang terus bertambah, masalah kesempatan kerja, masalah pendidikan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masalah-masalah ini akan terus berkembang seirama dengan perkembangan zaman. Rentetan isu tersebut muncul di sana-sini, pada waktu dan tempat yang berlainan.

Atau dengan kata lain bahwa paragraf campuran meletakkan kalimat pokok/kalimat utama di awal paragraf dan di akhir paragraf. Pengulangan tersebut juga bertujuan untuk menegaskan kembali kalimat utama/kalimat pokok,   contoh;
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup. Petani yang berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

Paragraf deskriptif/naratif adalah paragraf yang juga sering disebut dengan paragraf tanpa kalimat topik, yaitu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang kadang-kadang menyajikan pikiran-pikiran yang setara, tidak ada pikiran yang lebih utama dari lainnya. Paragraf yang demikian menyajikan kalimat-kalimat yang sama kedudukannya. Paragraf ini tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama kedudukannya,  contoh;

Pukul 07.00 Wandasti Navely sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman kampus sambil tetap menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya. Lima menit kemudian, tiga temannya telah datang di tempat yang sama. Masing-masing membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi. Lima menit kemudian mereka bersuara amat gaduh. Mereka berdebat amat serius. Entah apa yang mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana kembali sunyi. Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian salah seorang membacakan hasil akhir mereka. Setelah itu, mereka kembali berdiskusi dan seorang dari mereka membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar sayup-sayup, mereka berucap alhamdulillah tugas kelompok selesai.

Paragraf di atas tidak menunjukkan adanya kalimat topik. Namun, keberadaan gagasan utama dapat dirasakan oleh pembaca, yaitu diskusi tugas kelompok mahasiswa. Paragraf yang tanpa kalimat topik ini biasanya juga mengungkapkan proses yang disusun berdasarkan urutan waktu. Paragraf ini jarang memiliki kalimat pokok atau kalimat utama yang bersifat umum,  contoh;

Ada saatnya orang menutup mata dan mencoba meraba-raba jalan dalam kamar hendak mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang buta. Tidak banyak orang yang sanggup meneruskan eksperimen itu terlalu lama. Perasaan tidak enak muncul dengan tiba-tiba; dorongan dan kebutuhan yang kuat untuk melihat kembali terasa sangat mendesak dan dengan membuka matanya, sesuatu yang lebih dari penglihatan pulih kembali, ia berhubungan dengan dunia.

    Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama/kalimat topik, pada hakikatnya, kalimat utama/kalimat topiknya menyebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut.


Artikel terkait;

0 komentar:

Posting Komentar