Selasa, 15 April 2014

Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Untuk dapat dikatakan sebagai sebuah paragraf yang baik dibutuhkan kesatuan, kepaduan, termasuk kelengkaan paragraf. Untuk itu akan diuraikan ketiga hal tersebut; 
(1) Kesatuan, paragraf hanya berisi satu ide pokok yang dalam pengungkapannya harus didukung oleh kalimat-kalimat, baik sebagai kalimat utama maupun sebagai kalimat penjelas. Oleh sebab itu, semua kalimat yang diungkapkan dalam paragraf merupakan jalinan yang membentuk ide pokok tersebut. Tidak boleh ada satu kalimat yang tidak mendukung ide pokok.  Kesatuan di sini juga bukan berarti ia hanya memuat satu hal. Sebuah paragraf yang memiliki kesatuan bisa saja mengandung beberapa hal atau beberapa perincian, tetapi semua unsur tadi haruslah bersama-sama digerakkan untuk menunjang sebuah maksud tunggal atau tema tunggal. Maksud tunggal itulah yang ingin disampaikan oleh penulis dalam paragraf itu.  

Karena fungsi paragraf untuk mengembangkan sebuah gagasan tunggal, tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak mempunyai pertalian dengan maksud tunggal tadi. Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran;2) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2) Dengan kebebasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi siswa dan lingkungannya. 3) Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. 4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif. 5) Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. 6) Kreativitasnya menjadi tidak terbendung.

Paragraf (6 – 2) dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi (kalimat 1).  Kalimat ke-2 membahas dampak pikiran pada kalimat 1 siswa dapat belajar sesuai dengan basis kompetensinya. Kalimat ke-3 siswa belajar penuh gairah sebagai dampak pikiran kalimat ke-2. Kalimat ke-4 berisi siswa menjadi kreatif sebagai dampak pikiran kalimat ke-3. Kalimat ke-5 berisi siswa belajar secara sinergis teori dan praktik sebagai dampak pikiran kalimat ke-4. Kalimat ke-6 yaitu kreativitas siswa tidak terbendung sebagai dampak pikiran kalimat ke-5.
Kemudian,

(2) kepaduan, bahwa paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain tidak berhubungan. Paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling mendukung satu sama lain secara timbal balik. Agar hubungan tampak mesra dan kompak, kalimat-kalimat harus dipadukan/disetailkan. Jadi, kepaduan menitikberatkan pada hubungan antara kalimat yang satu dengan lainnya.  Maka, kepaduan tersebut diwujudkan dalam pertautan antarkalimat yang dikenal dengan sebutan paragraf. Istilah lain dari kepaduan paragraf adalah koherensi. 
Kepaduan yang baik apabila kalimat-kalimat yang membina paragraf tersebut baik dan wajar, sehingga mudah dipahami pembaca. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Jadi, perpautan (koherensi) membuat karangan terpadu, konsisten, dan terpahami. Perpautan tersebut akan dapat dicapai bila ada jalinan dan ada peralihan yang jelas di antara kalimat dan perenggangan.   Namun, ada pula kejadian yang berbeda dari perpautan, yang satu mengenai hubungan antarkalimat menurut nalar, sedangkan yang lainnya menyangkut pengungkapan hubungan itu secara verbal.

Banyak orang Wionogiri pergi ke Jakarta (karena) kota itu disangka orang tempat yang dengan mudah menyediakan mata pencaharian. (Tetapi), kenyataannya tidak seperti yang diimpikan orang.
Kepaduan paragraf dapat terjalin jika menggunakan repetisi, kata ganti, dan kata transisi.  Berikut adalah contoh paragraf yang memiliki kepaduan dengan menggunakan repetisi;
Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri secara teratur untuk menjaga agar pernafasan tetap berlangsung efisien. Dalam hal ini dinding paru-paru dilapisi oleh sel lendir yang berfungsi menangkap zat-zat asing yang terhirup maupun virus, yang kemudian oleh bulu-bulu halus zat-zat tersebut didorong keluar oleh paru-paru. Di sini batuk berperan membersihkan paru-paru dari zat-zat tidak diperlukan tersebut, sehingga merupakan mekanisme perlindungan.
Berikutnya, 
(3) kelengkapan paragraf, bahwa paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Namun, sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Artikel terkait;


0 komentar:

Posting Komentar