Kamis, 17 April 2014

Pengertian Ejaan dan contohnya

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar.
Hal ini disebabkan gagasan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada secara tertulis. Oleh karena itu, ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan suatu kalimat. Jika ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku.
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia. Ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). 

Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untu membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu dalam tabel di bawah ini.




PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan yang Disempurnakan                         Ejaan Republik                  Ejaan
                  (EyD)                                                   (Ejaan Soewandi)                             van Ophuijsen
       mulai tahun 1972                                       1947 – 1972                                         1901 – 1947

khusus                                                                  chusus                                                  choesoes
 

Jumat                                                                    Jumat                                                    Djoem’at
yakni                                                                     jakni                                                      ja’ni
payung                                                                 pajung                                                  pajoeng
cucu                                                                       tjutju                                                     tjoetjoe
sunyi                                                                     sunji                                                      soenji




0 komentar:

Posting Komentar