Rabu, 16 April 2014

Teknik Penulisan Catatan Kaki

Catatan kaki merupakan keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yag dijadikan sumber dan dapat pula berupa keeterangan tambahan.  Dalam buku yang berjudul Bahasa Indonesia:Mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi karangan Widjono Hs. dikupas dengan cukup lengkap mengenai catatan kaki mulai fungsi catatan kaki sampai pada teknik penulisan catatan kaki.


Catatan kaki yang berupa referensi secara akademis berfungsi untuk memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian, pembuktian rujukan pada kutipan naskah, memperluas makna informasi bahasan dalam naskah, penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya, menunjukkan objektivitas kualitas karangan, memudahkan penilaian sumber data, memudahkan pembedaan data pustaka dan keterangan tambahan, mencegah pengulangan penulisan data, memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, memudahkan penyuntingan data pustaka, dan menunjukkan kualitas kecerdasan akademis penulisnya. Catatan kaki yang berupa referensi secara etika/moral berfungsi sebagai pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi, menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi, menunjukkan kecermatan yang lebih akurat, menunjukkan etika dan kejujuran intelektual, bukan plagiat, dan menunjukkan kesantunan akademis pribadi penulisnya. 

Catatan kaki yang berupa referensi secara estetika berfungsi untuk mempertinggi nilai keindahan perwajahan halaman, membentuk variasi format penulisan, memberikan kesan akademis, sehingga lebih menarik, dan akan menyenangkan pembacanya.
Catatan kaki yang berupa keterangan tambahan dapat memberikan penjelasan tambahan, memperjelas konsep, istilah, definisi, komentar, atau uraian tambahan tanpa mengganggu proses pemahaman uraian, tidak mengganggu fokus analisis atau pembahasan, meningkatkan kualitas karangan, dan mempertinggi nilai estetika.
Tempat catatan kaki yaitu pada halaman yang sama pada bagian bawah yang digunakan dalam penulisan ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, lalu buku, atau karangan ilmiah formal lainnya. Catatan kaki pada akhir bab digunakan untuk karangan populer. Catatan kaki yang terletak pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel untuk surat kabar, jurnal, majalah, dan laporan yang tidak menggunakan pembagian bab, atau esai dalam bukun kumpulan esai. Penempatan catatan kaki harus konsisten, misalnya, penempatan catatan kaki pada kaki halaman pertama. Penempatan itu dilakukan seterusnya dengan cara yang sama sampain dengan halaman terakhir. Jika menggunakan cara penempatan pada kaki bab, cara yang sama harus dilakukan sampai dengan akhir seluruh bab.
Bagaimana cara menulis catatan kaki?
    Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
    Antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
    Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
    Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
    Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
    Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apa pun.
    Nomor urut ditulis lebih kecil darin huruf lainnya, misalnya, font 9/10.
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini;
o    Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku lalu diikuti koma
o    Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademi, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
o    Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma.
o    Nama penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung dan diikuti koma.
o    Nomor halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri dengan tanda titik (.).
Contoh penulisan:
1William N. Dunn, Analisis kebijaksanaan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta:Hanindita, 2001), 20 – 32.
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1 – 40.
3Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilam Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung, Alumni, 1992), 121 – 124
4Drs. Cosmas Batubara, “Kebijaksanaan Pembangunan Nasional:Sebuah Sumbang Saran,” dalam Prof.Ir.Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed), Sejumlah Masalah Permukiman Kota, (Bandung:Alumni, 1992), 91 – 103
Ibid., Op.Cit., dan Loc.Cit.
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.
1) Ibid
a.    Ibid singkatan kata ibidium berarti di tempat yang sama dengan di atasnya.
b.    Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya.
c.    Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
d.    Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri dengan tanda titik.
e.    Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh: 
1William N. Dunn, Analisis kebijaksanaan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta:Hanindita, 2001), 20 – 32.
2Ibid.
3Ibid, 53 – 62
4Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1 – 40.
5Ibid, 133 – 145
6Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilam Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung, Alumni, 1992), 121 – 124
7Ibid.
8Ibid.12
2) Op.Cit. (Opere Citato)
a.    Op.Cit. singkatan dari kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah disebut.
b.    Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
c.    Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku kata diikuti titik, dan
d.    Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan, nama famili, Op.Cit. nama buku, halaman.
Contoh:
1William N. Dunn, Analisis kebijaksanaan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta:Hanindita, 2001), 20 – 32.
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1 – 40.
3Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung:Alumni, 1976), 111.
4Dunn, Op.Cit., 125
5Maslow, Op.Cit.
6Rahardjo, Op.Cit. 203 – 208
3) Loc. Cit. (Loco Citato)
a.    Loc.cit singkatan dari Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan.
b.    Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedia, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain.
c.    Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit. tidak diikuti nomor halaman.
d.    Jika halaman berbeda, kata loc.cit diikuti nomor halaman
e.    Menyebutkan nama keluarga pengarang.
Contoh:
1Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilam Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung, Alumni, 1992), 121 – 124
2Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1 – 40.
3Wijaya, Loc.Cit.
4Drs. Cosmas Batubara, “Kebijaksanaan Pembangunan Nasional:Sebuah Sumbang Saran,” dalam Prof.Ir.Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed), Sejumlah Masalah Permukiman Kota, (Bandung:Alumni, 1992), 91 – 103.
5Wijaya, Loc.Cit.
6Batubara, Loc.Cit.

Artikel terkait;
contoh-penulisan-judul-bab-dan-subbab.
teknik-penulisan-daftar-pustaka.
teknik-penulisan-catatan-kaki.

0 komentar:

Posting Komentar